Senin, 03 Maret 2014

Anak yang Sering Mimpi Buruk Berisiko Alami Gangguan Kejiwaan saat Remaja

Muamaroh Husnantiya - detikHealth

Anak mengeluhkan mimpi buruk yang semalam menghantui? Wajar, Anda tak perlu cemas. Tetapi, Anda perlu waspada jika mimpi buruk terjadi terus menerus bahkan hingga anak berusia 12 tahun.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak yang sering mengalami mimpi buruk berisiko lebih besar mengalami psikosis atau gangguan kejiwaan. Psikosis merupakan gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan individu menilai kenyataan yang terjadi.

Penelitian menunjukkan mimpi buruk pada anak berusia 12 tahun memperbesar risiko terjadinya gejala psikosis seperti halusinasi dan delusi. Anak-anak berusia dua hingga sembilan tahun yang sering terganggu oleh mimpi buruk juga lebih mungkin menderita psikosis dibandingkan mereka yang tidurnya tidak terganggu.

Meski demikian, para peneliti mengingatkan agar para orang tua tidak terlalu cemas. Sebab mimpi buruk sering terjadi di kalangan anak-anak. Mimpi buruk itu akan menghilang seiring mendewasanya usia.

"Kami tidak ingin membuat para orangtua cemas karena berita ini. Tiga dari empat anak mengalami mimpi buruk pada usia semuda itu," ungkap pimpinan tim penelitian, Professor Dieter Wolke, dari Universits Warwick.

"Akan tetapi, mimpi buruk dalam jangka waktu lama, atau jika serangan teror yang terus berlanjut hingga remaja, bisa jadi merupakan pertanda awal akan sesuatu yang penting di kemudian hari," imbuhnya sebagaimana dilansir Daily Mail dan ditulis pada Senin (3/3/2014).

Dalam studi itu, ia dan timnya merekrut lebih dari 6.700 anak-anak. Seperempat grup anak-anak yang berusia 12 tahun mengaku mengalami mimpi buruk dalam enam bulan terakhir. Sedangkan anak-anak yang mengalami teror jumlahnya kurang dari 10 persen. Teror pada anak sering ditandai dengan jeritan kencang atau duduk tegak dalam keadaan panik secara tiba-tiba.

Baik mimpi buruk maupun teror di malam hari merupakan gangguan tidur yang sering meresahkan. Namun, dua gangguan itu tidaklah sama.

Mimpi buruk terjadi pada fase REM (rapid eye movement) yang lebih dangkal di mana kebanyakan mimpi terjadi pada fase itu. Sedangkan teror malam hari terjadi pada fase tidur lelap, menyebabkan seseorang secara tidak sadar duduk tegak dalam keadaan panik, memukul sekitar, atau menjerit.

Pada usia dua hingga sembilan tahun, anak-anak dalam penelitian Wolke diuji selama enam kali. Hasilnya diketahui bahwa tingginya frekuensi mimpi buruk selama periode tersebut rupanya meningkatkan risiko psikosis di kemudian hari.

Anak-anak yang melaporkan mimpi buruk terus-menerus dalam satu periode penilaian, 16 persen lebih mungkin mengalami psikosis saat remaja dibanding mereka yang tidak mendapat mimpi buruk. Tiga atau lebih banyak mimpi buruk yang terjadi, diasosiasikan dengan risiko gangguan kejiwaan yang bertambah sebesar 56 persen.

Semakin dewasa usia anak, terjadinya mimpi buruk atau teror diasosiasikan dengan risiko psikosis yang semakin tinggi. Pada usia 12 tahun, risiko terjadinya psikosis tiga kali lebih besar jika anak mengalami mimpi buruk. Risiko psikosis dua kali lebih besar jika anak mengalami teror mimpi.

Menurut Lucie Russell, hasil studi ini penting untuk membantu anak-anak yang mengalami gangguan kejiwaan. Fungsi hasil studi ini ialah untuk membantu mengidentifikasi gangguan kejiwaan sedini mungkin. Menurutnya, dengan penanganan lebih awal, anak-anak tersebut bisa terselamatkan dari penyakit mental ketika dewasa.

sumber : www.detik.com

7 Hal yang Perlu Dilakukan untuk Membahagiakan Istri di Ranjang

Meski terlihat lancar-lancar saja, terkadang ada kekhawatiran para suami bahwa sang istri sudah tidak terlalu puas dengan hubungan di ranjang. Untuk menjaga kepuasan istri saat berhubungan intim, memang dibutuhkan kolaborasi antara memenuhi kebutuhan seks dan emosionalnya.

Kuncinya ada pada keintiman Anda berdua dan selain itu, bagi para suami ada beberapa tips yang bisa dilakukan guna membuat istri tetap terpuaskan di ranjang seperti dikutip detikHealth dari Indian Sutras, Senin (3/3/2014) berikut ini:

1. Jangan lupa puji aset mereka
Wanita pada dasarnya senang bila dipuji salah satu bagian tubuhnya misalkan payudara. Oleh karena itu, ketika melakukan foreplay dengan merangsang payudaranya, jangan lupa juga katakan betapa Anda mencintai mereka dan bagian tubuh si dia yang mana yang membuat Anda bisa bertekuk lutut karena begitu mempesona untuk Anda.

2. Sesekali lakukan seks oral
Tak hanya pria, wanita pun kadang menginginkan sang suami untuk memberikan seks oral padanya. Jangan lupa saat 'menyerangnya' gunakan kelihaian lidah Anda.

3. Mulai dengan lambat
Ketika penetrasi, pastikan Anda melakukannya dengan perlahan-lahan. Perhatikan tiap ekspresi yang ia tunjukkan dan cobalah untuk memahami apa yang dia inginkan. Nah, ketika ia mulai terangsang hebat, tambahlah kecepatan dan intensitas penetrasi Anda.

4. Puaskan dia dengan kata-kata
Seks tak melulu berkaitan dengan sentuhan fisik. Anda juga harus mengubah emosi si dia caranya dengan membisikkan kata-kata romantis dari lubuk hati yang terdalam. Terutama, katakan kalimat-kalimat tersebut ketika istri akan mencapai orgasme.

5. Jangan lakukan posisi bercinta yang sulit
Coba saja posisi yang sederhana sebab kebanyakan wanita tidak terlalu menyukai posisi bercinta yang rumit. Jadi, memilih posisi misionaris atau woman on top adalah langkah yang tepat. Jika ingin sedikit variasi, lakukanlah hubungan intim dengan berdiri.

6. Jangan mencapai klimak sebelum dia
Ada baiknya Anda mengontrol ejakulasi untuk mengusahakan tidak mencapai orgasme sebelum ia merasakannya. Lebih baik, bangkitkan gairahnya dengan mengatakan bahwa Anda ingin merasakan klimaks bersama-sama. Hal ini juga bisa memberi kepuasan emosional.

7.Jangan tidur setelah bercinta
Setelah mencapai orgasme, wajar jika pria merasa ngantuk. Tapi sebaiknya, kontrollah keinginan Anda untuk tidur setelah bercinta. Berbincanglah dengan si dia selama beberapa menit dan katakan bahwa dia begitu hebat di ranjang dan Anda pun merasa beruntung memilikinya.

sumber : www.detik.com

Tes Darah Bisa Prediksi Kematian ???

Jakarta, Tidak ada yang tahu berapa lama manusia akan hidup, kecuali Tuhan. Namun, kenyataan itu tidak serta merta membuat banyak orang berhenti mencari cara berapa tahun lagi mereka akan hidup. Dan inilah yang terjadi di Amerika.

Seperti dikutip dari Fox News, Senin (3/3/2014), sebuah penelitian di PLOS Medicine menemukan bahwa pada tingkat tertentu dari empat biomarker, struktur yang bisa diukur dalam tubuh yang dapat memprediksi kejadian dampak atau penyakit, yang beredar di dalam aliran darah sangat memungkinkan dalam menunjukkan kapan kematian itu terjadi.

Untuk mengidentifikasi reaksi kimia dari 'kematian' ini, para peneliti telah menganalisa sampel darah sebanyak lebih dari 17.000 orang yang tinggal di Estonia dan Finlandia, menyeleksi mereka atas 106 tipe protein yang berbeda. Setelah dalam periode 5 tahun, para peneliti mengidentifikasi di mana para partisipan yang ikut dalam penelitian tersebut telah meninggal. Lalu peneliti pun membandingkan sampel darah mereka (yang telah meninggal) dengan sampel darah saat mereka masih hidup.

Para peneliti menemukan bahwa empat biomarker tersebut sangat tidak biasa jumlahnya di dalam pasien dalam 5 tahun sebelum meninggal. Selain itu, para peneliti menciptakan sebuah indeks dari 4 reaksi kimia tersebut, dan setiap individu yang mempunyai indeks biomarker berada di dalam 20 persen teratas mendapatkan kemungkinan 19 kali lebih besar untuk meninggal di dalam 5 tahun setelah sampel darah mereka diambil.

4 Biomarker tersebut dihubungkan ke berbagai hal-hal yang dapat menyebabkan kematian, termasuk kematian yang diakibatkan penyakit kardiovaskular, kanker, dan penyakit nonvaskular lainnya, tapi hasilnya ditemukan bahwa mereka (4 biomarker) lebih bersifat prediktif atas kematian. Bahkan juga dapat memprediksi orang yang dianggap dalam keadaan sehat.

Berdasarkan hasil penelitian, 4 biomarker ini dapat menjadi indikator dari kondisi yang mendasari kematian yang mungkin tidak diketahui oleh banyak orang.

Hal ini tentu saja cukup mengejutkan. Namun peneliti menambahkan bahwa masih perlu ada pembuktian lebih lanjut untuk menganalisis lebih jauh hasil penelitian, apakah dapat diterima atau tidak.

Sumber : www.detik.com

Bus Trans Kalimantan Masuk Jurang, Korban Tewas Jadi 2 Orang

Sumber berita : www.detik.com



Jakarta - Satlantas Polres Kutai Kartanegara telah mengidentifikasi korban kecelakaan bus Trans Kalimantan masuk jurang di KM 54 Jalan Poros Samarinda-Balikpapan di Kalimantan Timur, siang tadi. Dari keseluruhan 23 orang di dalam bus, 2 orang tewas, 2 orang luka berat dan 6 luka ringan.

"Usai kejadian, seluruh korban dilarikan ke RSUD Samboja di Kutai Kartanegara," kata Kasatlantas Polres Kutai Kartanegara, AKP Yovan Fatika, saat dikonfirmasi detikcom, Senin (3/3/2014) malam.

Yovan menerangkan, dari hasil olah TKP, bus bernomor polisi KT 7328 AN berpenumpang 23 orang termasuk sopir Abdullah (50) dan kernet melaju dari arah Samarinda menuju Balikpapan. Saat melintas di KM 54 dengan kondisi jalan menurun dan menikung ke kiri, tiba-tiba datang mobil dari arah berlawanan.

"Mobil yang belum diketahui identitasnya itu datang dari arah berlawanan menyalip truk. Sopir (Abdullah) terkejut dan mengerem mendadak hilang keseimbangan. Bus oleng ke kiri dan terperosok (terbalik ke jurang) kurang lebih 6 meter," ujar Yovan.

"2 orang meninggal di lokasi kejadian, 2 orang luka berat dan 6 orang luka ringan. Sopir (Abdullah) kami bawa ke Satlantas Polres Kukar malam ini juga untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut," tambahnya.

Yovan juga merinci nama-nama korban tewas dan luka-luka. Dua korban tewas adalah Widayati (35) warga Samarinda dan Dopi (32) warga Sulawesi Selatan. Sementara 6 korban luka ringan masing-masing Sugeng (28) warga Jateng, Mira (28) warga Kukar, Antonius (26) warga Bangka Belitung, Udin (58) warga Balikpapan, Tulak (51) warga Balikpapan dan Faturahman (39) juga warga Balikpapan.

"Sementara 2 korban luka berat masing-masing Lestiono (39) dan Hermin (37) keduanya warga Balikpapan," sebut Yovan.

Saat ditanya terkait kondisi fisik sang sopir yang terkejut saat mengendarai bus untuk menghindari kendaraan lainnya, Yovan belum bisa memastikannya.

"Apakah sopir mengantuk atau kelelahan belum bisa kita pastikan. Semua keterangan saksi yang kita himpun masih dangkal. Dia (sopir Abdullah) kita periksa lagi malam ini untuk mengetahui lebih jelas," tutup Yovan.

Bus Trans Kalimantan tersebut mengalami nahas masuk jurang sekitar pukul 14.10 WITA siang tadi saat melakukan perjalanan dari Samarinda menuju Balikpapan. Awalnya diinformasikan 1 orang meninggal dunia usai kejadian.

Brimob Polda Sulteng Kena Tembakan Saat Mengejar Teroris

Jakarta - Upaya pengejaran kelompok bersenjata jaringan teroris Santoso terus dilakukan Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Polres Poso, Senin (3/3) kemarin. Dua orang anggota terkena tembakan dalam pengejaran tersebut.

Operasi yang dilakukan personel gabungan itu dilakukan sekitar pukul 13.00 WITA. Operasi tersebut merupakan pengembangan dari laporan masyarakat mengenai aktivitas kelompok bersenjata di Desa Kilo, Poso Pesisir.

"Namun ada perlawanan dari kelompok bersenjata tersebut dan polisi membalas tembakan," kata Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Sumarmo, saat dihubungi detikcom, Selasa (4/3/2013).

Dari baku tembak tersebut, dua personel Brimob Polda Sulteng mengalami luka. Mereka adalah Bripka Baharuddin dan Bharada Samsu Alam. Keduanya berdinas di Datasemen B Poso.

"Baharuddin terkena tembak di paha dan Samsu Alam terkena di bagian perut," kata Sumarmo.

Keduanya dilarikan ke rumah sakit di Palu untuk perawatan intensif. "Tadi malam sudah dilakukan operasi dan perawatan terhadap yang bersangkutan," kata Sumarmo.

Sementara itu, aparat gabungan Jumat (28/2) pekan lalu, mengamankan dua orang teroris di wilayah Poso Pesisit Selatan. Mereka adalah Rodik dan Adi alias Osep. Polisi menyita 1 unit Revolver, 1 bom pipa, dan 19 butir peluru.